Sungguh, apa yang dicapai pentolan tim Yamaha HRVRT BGM-HBM IRC ini merupakan peristiwa langka. Pasalnya, inilah kali pertama terjadi seorang pembalap mampu memenangi dua race di dua kelas sekaligus. Sukses Yudhistira ini langsung melambungkan posisinya di puncak klasemen. Di IP 110 cc, kini Yudhistira menduduki urutan kedua dengan 103 poin. Sedangkan di IP 125 cc, ia melesat ke puncak klasemen dengan 102 poin.
Di Indoprix 2009 Seri IV ini, Yudhistira mampu membuat pembalap papan atas nasional macam Hokky Krisdianto dan Denny Triyugo (Yamaha Peteronas FDR Star Motor), serta M. Fadly (Suzuki IRC U-Mild AHRS) dan Hadi Wijaya (Kawasaki ELF IRC NHK Rextor M-Tech), tak berkutik.
Lewat penguasaan racing line yang baik plus didukung performa motor yang mumpuni, Yudhistira mampu meninggalkan para pesaingnya jauh di belakang. Di Sirkuit Balipat, Binuang, Kalimantan Selatan ini, tak seorang pembalap pun yang mampu menandingi kecepatan pembalap berusia 16 ini.
Hokky pimpinan klasemen sekaligus lawan tangguh Yudhistira di kelas IP 110 cc, kedodoran di race pertama. Ia tak finis lantaran terkendala mesin. Begitu juga dirace kedua, Hokky hanya mampu finis di urutan kelima. Performa yang sama ditunjukkan Fadly. Hanya finis urutan kelima di race pertama, pembalap yang menguasai Balipat musim lalu ini terlempar dari 5 Besar di race kedua.
Begitu juga di kelas IP 125 cc. Persaingan Hokky, Denny, dan Fadly menuju tangga juara musim ini telah dirusak Yudhistira. Di race pertama Hokky hanya finis kelima, sementara laju Fadly terhenti di lap keempat. Sedangkan Denny hanya nangkring di urutan ke-10. Di race kedua, Fadly hanya mampu menembus 3 Besar. Sementara Hokky dan Denny masing-masing bertengger di urutan kesembilan dan ke-10.
Ketika para pembalap papan atas tak mampu unjuk gigi, Owie Nurhuda (Honda DM FDR INK Federal Oil) dan Florianus Roy (Yamaha TDR Indopart FDR Yonk Jaya) justru melesat. Tapi, tetap saja keduanya tak mampu menandingi kecepatan Yudhistira.
Meski begitu berkuasa di Seri IV, tak ada perasaan jumawa pada diri Yudhistira. Pembalap kelahiran Binuang ini mengaku, sukses besarnya di Sirkuit Balipat hanya kebetulan semata. “Saya bisa menang di sini, karena saya memang sudah terbiasa berlatih di Balipat. Jadi, saya kenal betul setiap sudut Balipat,” ungkap Yudhistira.
Aksi Sapu bersih pembalap berusia 16 ini di Sirkuit Balipat, Binuang, Kalimantan Selatan ini, menempatkannya sebagai pembalap favorit juara Indoprix 2009, baik di kelas IP 110 cc maupun IP 125 cc. Pasalnya, balapan seri pamungkan ajang balap motor tertinggi di Tanah Air ini, juga akan berlangsung di Sirkuit yang sama, 1 November.
Hokky yang berambisi mempertahankan gelar IP 110 cc dan IP 125 cc, harus ekstra waspada. Pasalnya, di seri pamungkas nanti, ia bakal menghadapi Yudhistira yang secara mental berada di atas angin. Apalagi pembalap kelahiran Binuang itu, berlaga di hadapan publik sendiri dan sirkuit yang betul-betul dikuasai plus performa motor yang mumpuni.
Setidaknya itu telah ditunjukkan Yudhistira saat memenangi dua race di kelas IP 110 cc dan IP 125 cc. “Penampilannya di Balipat halus sekali, begitu juga dengan pengambilan titik pengereman saat melahap tikungan, sangat mulus. Di seri Indoprix musim ini, Yudhistira memang jadi kuda hitam yang menakutkan,” jelas Manajer Departemen Motorsport PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) Ari Wibisono.
Ya, Yudhistira tak hanya menjadi Kuda Hitam yang menakutkan bagi Hokky di seri pamungkas nanti. Tapi, juga bagi rekan setim Hokky, Denny Triyugo, M. Fadly (Suzuki IRC U-Mild AHRS), Hadi Wijaya (Kawasaki ELF IRC NHK Rextor M-Tech).
Hasil Lomba
IP 110 cc
Race I
1.Yudhistira (Yamaha HRVRT BGM-HBM IRC), 25:58,333 menit
2. Owie Nurhuda (Honda DM FDR INK Federal Oil), 26:06, 634 menit
3.Florianus Roy (Yamaha TDR Indopart FDR Yonk Jaya), 26:12,173 menit
4. Denny Triyugo (Yamaha Petronas FDR Star Motor), 26:15,562 menit
5.M. Fadly (Suzuki IRC U-Mild AHRS), 26:16,419 menit
Race II
1.Yudhistira (Yamaha HRVRT BGM-HBM IRC), 25:56,774 menit
2.Owie Nurhuda (Honda DM FDR INK Federal Oil), 26:05,435 menit
3.Florianus Roy (Yamaha TDR Indopart FDR Yonk Jaya), 26:09,043 menit
4.Wahyu Widodo (Suzuki IRC U-Mild AHRS), 26:09,133 menit
5.Hokky Krisdianto (Yamaha Petronas FDR Star Motor), 26:09,577 menit
IP 125 cc
Race I
1.Yudhistira (Yamaha HRVRT BGM-HBM IRC),25:40,884 menit
2.Owie Nurhuda (Honda DM FDR INK Federal Oil), 25:56,198 menit
3.Sigit PD (Yamaha TDR Indopart Yonk Jaya), 25:99,085 menit
4.Hadi Wijaya (Kawasaki ELF IRC NHK Rextor M-Tech), 26:00,891 menit
5.Hokky Krisdianto (Yamaha Petronas FDR Star Motor), 26:01,620 menit
Race II
1.Yudhistira (Yamaha HRVRT BGM-HBM IRC), 25:40,928 menit
2.Ftriansyah Kete (Yamaha Lanay Jaya Racing Team), 25:47,429 menit
3.M.Fadly (Suzuki IRC U-Mild AHRS), 25:50,631 menit
4.Florianus Roy (Yamaha TDR Indopart FDR Yonk Jaya), 25:55,697 menit
5.Wahyu Widodo (Suzuki IRC U-Mild AHRS), 25:59,574 menit
Klasemen Pembalap
IP 110 cc
1.Hokky Krisdianto (Yamaha Petronas FDR Star Motor), 120 poin
2.Yudhistira (Yamaha HRVRT BGM-HBM IRC), 103 poin
3.OWie Nurhuda (Honda DM FDR INK Federal Oil), 88 poin
4.Hadi Wijaya (Kawasaki ELF IRC NHK Rextor M-Tech), 87 poin
5.Sigit PD (Yamaha TDR Indopart Yonk Jaya), 83 poin
IP 125 cc
1.Yudhistira (Yamaha HRVRT BGM-HBM IRC), 102 poin
2.Denny Triyugo (Yamaha Petronas FDR Star Motor), 92 poin
3.Rey Ratukore (Honda BRT Indopart KBC Federal Oil), 88 poin
4.Hokky Krisdianto (Yamaha Petronas FDR Star Motor), 84 poin
5.Hadi Wijaya (Kawasaki ELF IRC NHK Rextor M-Tech), 70 poin
Lili Permana
----------------
Press Officer
Persaingan Ketat Yamaha VS Suzuki di IP 125 |
Monday, 10 August 2009 | |
Di kelas IP 110 cc, posisi pentolan tim Yamaha Petronas FDR Star Motor Hokky Krisdianto cukup aman. Baik dari sisi poin maupun performa motor yang tergolong stabil. Tapi, di kelas IP 125 cc, Hokky masih harus berjibaku jika ingin mengamankan dua gelar yang direbutnya musim lalu. Jadi, tak ada pilihan lain bagi Hokky selain lebih fokus untuk menghadapi kerasnya persaingan di Indoprix 2009 Seri IV di Sirkuit Balipat, Binuang, Kalimantan Selatan, Sabtu (1/8)-Minggu (2/8). Di kelas IP 110, posisi Hokky cukup aman. Kini ia memimpin klasemen pembalap dengan 109 poin. Jauh di atas dua saingan terberatnya Hadi Wijaya, Kawasaki ELF IRC Rextor M-Tech (69 poin) dan Achmad Kohar, Suzuki Top 1 BRT SHC FDR Chia Felix (68 poin). Tapi, di kelas IP 125 cc, Hokky harus berjibaku. Baru mengantongi 66 poin, Posisi Hokky cukup kritis. Ia harus bersaing ketat dengan rekan setimnya, Denny Triyugo (80 poin) dan pentolan Suzuki IRC U Mild AHRS M. Fadly yang hanya terpaut 16 poin di bawah Hokky. Nama terakhir inilah yang paling diwaspadai Hokky. Dalam duel wheel to wheel di Seri III di Park Sirkuit Kenjeran, Surabaya, 7 Juni lalu, Fadly mampu mematahkan perlawanan Hokky di dua race yang digelar. “Kalau melihat hasil seri sebelumnya dan tahun lalu di Balipat, Suzuki tetap jadi ancaman serius. Tapi, kali ini saya tak akan berdiam diri. Saya tak ingin terpaku di posisi ketiga klasemen. Saya harus bisa mengejar Fadly demi mempertahankan gelar IP 110 cc dan IP 125 cc,” jelas Hokky. Meski agak terseok di kelas IP 125 cc, tapi secara keseluruhan performa Hokky menunjukkan grafik meningkat. Setelah gagal merebut poin di seri pembuka di Sirkuit Sentul lantaran terkendala mesin, Hokky berhasil merebut 26 poin setelah finis keempat di dua race yang digelar pada Seri II. Di Seri III Hokky finis kedua di dua race yang digelar di belakang Fadly dengan torehan 40 poin. “Di Park Sirkuit Kenjeran saya kembali mencoba setingan tahun lalu dengan sedikit perubahan. Ternyata cukup berhasil. Hanya saja ketika itu saya terkendala ban, sehingga motor saya kerap sliding saat masuk dan keluar tikungan. Mungkin speknya tak sesuai dengan karakter motor saya,” ungkap Hokky. Tapi, dengan beberapa pengembangan, Hokky optimistis performa motornya di Seri IV nanti akan lebih baik. “Ada beberapa area yang di kembangkan. Mudah-mudahan dengan setingan baru ini, performa motor akan lebih baik,” tutur Hokky. Tapi, kalau melihat posisi klasemen IP 125 cc, bukan hanya Fadly yang bakal jadi ancaman Hokky. Rekan setimnya, Denny Triyugo juga tak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi, demi mengamankan posisinya di klasemen sekaligus memuncaki kelas IP 125 cc musim ini, Denny sudah bertekad siap bersaing dengan Hokky. “Inilah kesempatan saya untuk membuktikan yang terbaik. Saya akan berjuang keras mewujudkannya. Meski saya harus bersaing dengan rekan setim, Hokky. Di tim Hokky rekan saya, tapi di lintasan ia salah satu pesaing terberat saya,” tegas Denny. Persaingan terbuka duo Yamaha Petronas FDR Star Motor di Indoprix 2009 Seri IV ini memang menarik disimak. Apalagi, tim yang dibesut Benny Djati Utomo tak mengenal istilah pembalap pertama dan kedua. “Tak ada instruksi dari tim siapa yang harus di depan di seri ini. Saya dan Hokky punya kesempatan yang sama untuk jadi pemenang. Kalau tim sudah melepas persaingan, ya tinggal pintar-pintar pembalap di lintasan,” ungkap juara motoprix 2008 ini. Denny juga tak keder dengan nama besar Hokky. Maklum, Hokky juga bakal berjuang habis- habisan demi mengamankan posisinya mempertahankan dua gelar, IP 110 cc dan IP 125 cc, yang direbutnya tahun lalu. “Siapapun tahu, Hokky itu pembalap hebat. Tapi, bukan tak mungkin saat di lintasan nanti saya punya strategi jitu untuk mengalahkannya. Pokoknya, saya akan berusaha semaksimal mungkin,” pungkas pembalap asal Probolinggo ini. Sementara Manajer Departemen Motorsport PT Yamaha Kencana Motor Indonesia (YMKI) Ari Wibisono tak terlalu khawatir dengan performa Suzuki yang semakin garang di Seri III di Park Sirkuit Kenjeran, Surabaya. “Suzuki memang mengalami kemajuan. Tapi, Yamaha juga melakukan pengembangan menuju Seri IV nanti. Kalau persiapan menuju Seri III dinilai kurang, tentu kami tingkatkan menuju Seri IV ini,” ungkap Ari. Di Balipat nanti, Ari justru melihat, persaingan di kelas IP 125 cc masih terjadi antara sesama pembalap Yamaha, terutama antara Denny dan Hokky. “Nah, kalau persaingan sesama pembalap Yamaha, saya ga ikut campur. Biarlah yang terbaik yang jadi pemenang,” jelas Ari. Manfaatkan Jarak Antartikungan Bagaimana dengan Kawasaki? Ibnu Sambodo, mekanik tim Kawasaki ELF IRC NHK Rextor M- Tech mengakui, untuk mendapatkan setingan yang pas bagi Kawasaki Athlete di IP 125 cc dan Blitz (IP 110 cc) di sirkuit pendek seperti Balipat, Binuang, Kalimantan Selatan, yang bakal jadi ajang Indoprix Seri IV, 1-2 Agustus, memang masih butuh waktu. Tapi, itu bukan berarti pengembangan menuju Indoprix Seri IV mandek. “Koreksi setingan untuk sirkuit pendek macam Park Sirkuit Kenjeran, Surabaya dan Balipat memang tak gampang. Kami membutuhkan data lebih banyak lagi. Berbeda dengan sirkuit panjang seperti Sentul. Hanya dalam dua seri kami bisa temukan,” ujar Ibnu. Pasalnya, lanjut Ibnu, di sirkuit panjang seperti Sentul lebih mudah dihitung. Begitu pembalap mengemukakan keluhannya mengenai performa motor, bisa langsung diatasi. “Tapi, hal itu tak berlaku di sirkuit pendek,” tambah Ibnu yang juga manajer tim Kawasaki ini. Tapi, setidaknya, dalam uji coba motor di Sirkuit Delta Mas, tim Kawasaki bisa melakukan koreksi terhadap mesin. Begitu juga dengan ketahanannya. Menurut Ibnu, ketahanan tak kalah penting, mengingat jarak tempuh lomba di setiap seri Indoprix sejak seri pembuka di Sentul sama. Hasil uji coba juga menunjukkan, performa mesin sudah tak ada masalah. Hanya saja, problem pada handling dan stabilitas motor saat melahap tikungan masih harus diperbaiki. “Persoalan-persoalan inilah yang menjadi fokus persiapan kami menuju Indoprix Seri IV,” jelas Ibnu. Meski begitu, Ibu masih melihat secercah harapan bagi duet pembalapnya, Hadi Wijaya dan Ardy Satya di Sirkuit Balipat nanti. Pasalnya, tingkat kesulitan tikungan Sirkuit Balipat, tak separah Park Sirkuit Kenjeran. Hal itu dikarenakan Sirkuit Balipat lebih panjang ketimbang Park Sirkuit. Begitu juga jarak antartikungannya. “Kalau di Park Sirkuit jarak antartikungan rata-rata 80 m, di Balipat lebih panjang rata-rata di atas 100 m. Faktor inilah yang membuat tingkat kesulitan di Sirkuit Balipat lebih rendah dibandingkan Park Sirkuit. Dari sinilah kami mencoba menghitung peluang,” papar Ibnu. Wawan dan Satria Wawan Hermawan dan Dwi M. Satria, duo pembalap Indonesia yang baru saja meraih sukses mengibarkan merah putih di seri pembuka Asia Cup of Road Racing 2009 di Xi an, China, 21 Juni, akan menghangatkan persaingan Indoprix 2009 Seri IV. Keduanya turun lewat fasilitas wild card dan akan bertarung di bawah bendera tim Evalube. “Penampilan Satria dan Wawan akan memperketat persaingan pembalap di Seri IV. Sebab, di ajang road race, prestasi keduanya sudah menembus Asia,” jelas A. Judiarto, bos tim Evalube. Selain Satria dan Wawan, ada lima pembalap lainnya yang juga berkesempatan tampil di Indoprix lewat fasilitas wild card. Mereka adalah Satya Hardi, Fitriansyah Kete, Rudy S. Salim, Heldi, dan Saypulah Pazlah. Semuanya berasal dari Kalimantan Timur. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar